TARIAN TRADISIONAL INDONESIA
TARIAN
TRADISIONAL INDONESIA
1. Tari Saman – Nangro
Aceh Darusallam
Tari Saman,
tarian tradisional ini dulunya adalah tarian etnis Suku Gayo, dimana ras
tersebut sebagai ras tertua di pesisir Aceh saat masa itu.
Saat itu tarian ini bertujuan
sebagai media untuk menyebarkan agama Islam. Sekarang, tarian ini bersifat
hiburan dan sering dibawakan untuk mengisi festival kesenian dimancanegara.
Tarian ini
kira-kira dimainkan oleh 9 atau lebih, yang terpenting jumlahnya harus ganjil.
Tapi ngomong-ngomong tentang Tari Saman, saya sempat membaca didunia maya
sempat terjadi kontroversi tentang tarian ini.
Salah seorang netizen mengatakan
jika tarian ini dikhususkan untuk laki-laki, karena tubuh wanita sangat lemah
untuk mengikuti gerakan tari saman. Wajar saja, gerakan dalam tari saman kan
terdapat seperti gerak guncang, lingang, surang-saring, dan kirep. Walau pada
dasarnya, gerakannya mengandung tepuk dada dan tepuk tangan.
Dalam tarian
ini, semua penari bergerak dengan sangat kompak, gerakan yang dianggap klimaks
dari semua gerakan adalah ketika penari-penari itu mengangkat tangannya ke
langit, dan memegang tangan temannya. Saya fikir gerakan itu seperti ombak.
Dimana sebagian penari menunduk, sebagian lagi seolah menegadah kebelakang,
sebagian lagi mengangkat tangan.
Kostum yang
digunakan dalam tari saman adalah kostum suku Gayo, dan dikendalikan oleh
penari tengah. Tari saman tidak menggunakan alat musik lainnya, mereka
memanfaatkan bunyi suara yang dihasilkan dari tepukan tangan.
Pantas saja,
tarian ini masuk ke daftar UNESCO. Dan sejak itulah, tari saman tidak diperbolehkan
ditarikan oleh perempuan, kostum yang digunakan pun tidak sembarangan dan
bahasa yang digunakan pun harus bahasa suku Gayo.
2. Tari Zapin
– Daerah Riau
Tari zapin telah lama
berkembang di banyak daerah di Indonesia dan salah satunya di Kepulauan Riau.
Tari ini banyak dipengaruhi oleh budaya Arab dan sarat kandungan agama dan tata
nilai. Tarian ini mempertontonkan gerakan kaki cepat mengikuti pukulan gendang
(marwas). Zapin awalnya hanya dilakukan penari lelaki namun kini penari
perempuan juga ditampilkan.
3.
Tari Selampit Delapan – Daerah Jambi
Tari selampit delapan merupakan tari tradisional yang
berasal dari Provinsi Jambi. Tari ini pertama kali diperkenalkan oleh M. Ceylon
ketika bertugas pada Dinas Kebudayaan Provinsi Jambi pada tahun 1970-an. Pria
kelahiran Padang Sidempuan 7 Juli 1941 ini memiliki bakat yang luar biasa dalam
bidang kesenian, terutama seni tari. Sebagai pribadi yang baik, ramah, dan
enerjik membuat dia mudah beradaptasi dengan budaya dan lingkungan setempat.
Aktivitasnya yang lebih banyak bergulat dalam bidang kebudayaan menjadikan
dirinya berhasil menangkap pesan terdalam dari pergaulan masyarakat yang
kemudian diolah menjadi sebuah karya seni bernama Tari Selampit Delapan.
Tari Selampit Delapan ini
menggambarkan kekompakan,
dan kekompakan itulah yang menjadi panduan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam
Tari Selampit Delapan terkandung sebuah pesan yang dalam tentang makna sebuah
pergaulan, bahwa pergaulan yang baik dilandasi oleh keimanan, saling
menghargai, dan berperilaku bijaksana. Tentunya pandangan ini tidak terlepas
dari falsafah hidup masyarakat Jambi yang memegang teguh nilai-nilai keimanan
sebagai landasan dalam setiap pergaulan. Tarian Selampit Delapan ini dibawakan
oleh 8 orang penari (4 pasang muda mudi) yang masing-masing membawa kain. Kain
yang mereka bawa diatur sedemikian rupa serasi dengan koreografi sehingga
membantuk 1 ikatan yang kuat.
Dalam perkembangannya, tari selampit delapan
tersebut kemudian ditetapkan menjadi salah satu tarian khas Provinsi Jambi.
Tari Selampit Delapan ditampilkan pada acara-acara pesta adat, atau acara
promosi budaya.
4.
Tari Sekapur Sirih – Daerah Bangka Belitung
Tari sekapur sirih biasa ditarikan 10 sampai 12 penari. Diantara para penari inibiasanyaterdapat dua penari laki-laki yang berposisi di belakang. penari membawa sebuahwadah yang berisi sirih sebagai tanda kehormatan kepada para tamu penting yang datangdi satu acara perhelatan besar yang sedang digelar masyarakat Belitung.Gerakan-gerakan lincah penari yang bergerak ke kanan dan kiri diiringi musik tradisional gambus khas Belitung membuat tarian ini begitu rancak. Gerakan penari seakan-akan memberikan isyarat selamat datang kepada para tamu.Dalam salah satu gerakannya para penari ini menerbangkan atau menyebarkan bunga-bunga sebagai tanda penolak bala. Selain itu, para penari juga mendekati para tamu kehormatan yang duduk di barisan terdepan dan memberikan sirih yang tersimpan dalam sebuah kotak sebagai tanda kehormatan dan persahabatan kepada para tamu yang datang.
5. Tari Andun
– Daerah Bengkulu
Tarian tradisional
satu ini merupakan jenis tarian rakyat yang berasal dari daerah Bengkulu.
Namanya adalah Tari Andun.
Tari Andun adalah salah
satu tarian tradisional yang berasal dari daerah Bengkulu.
Tarian ini termasuk jenis tarian pergaulan yang biasanya ditampilkan oleh para
penari pria dan penari wanita. Tari Andun merupakan tarian tradisional yang
cukup terkenal di Bengkulu, terutama di daerah Bengkulu Selatan.
Tarian ini biasanya sering ditampilkan di berbagai acara seperti acara adat,
penyambutan, maupun acara budaya yang diselenggarakan di sana.
6. Tari
Yapong – Daerah DKI Jakarta
Siapa yang belum mengenal tari Yapong? Tarian Yapong ini dikenal berasal dari DKI
Jakarta. Pada awalnya, tari Yapong dipertunjukkan dalam rangka mempersiapkan
acara ulang tahun kota Jakarta ke-450 pada tahun 1977. Pada saat itu, Dinas
Kebudayaan DKI mempersiapkan sebuah acara pagelaran tari massal dengan
mengangkat cerita perjuangan Pangeran Jayakarta. Pagelaran berbentuk sendratari
ini dipercayakan kepada Bagong Kussudiarjo untuk menyelenggarakan acara
tersebut. Dan akhirnya acara tersebut sukses menampilkan pagelaran sendra tari
Yapong yang didukung oleh 300 orang artis dan musikus.
Tari Yapong merupakan tari kreasi baru yang berlatang belakang akulturasi budaya tradisional. Tai Yapong ini merupakan tari yang gembira dengan gerakan yang dinamis dan eksotis. Dalam gerakan tarian Yapong diperlihatkan suasana yang gembira karena menyambut kedatangan Pangeran Jayakarta. Adegan tersebut dinamai Yapong dan tidak mengandung arti apapun. Istilah tersebut muncul dari lagunya yang berbunyi ya, ya, ya, ya yang dinyanyikan oleh penyanyi pengiringnya serta suara musik yang terdengar pong, pong, pong, sehingga lahirlah “ya-pong” yang semakin lama berkembang menjadi Yapong.
Tari Yapong merupakan tari kreasi baru yang berlatang belakang akulturasi budaya tradisional. Tai Yapong ini merupakan tari yang gembira dengan gerakan yang dinamis dan eksotis. Dalam gerakan tarian Yapong diperlihatkan suasana yang gembira karena menyambut kedatangan Pangeran Jayakarta. Adegan tersebut dinamai Yapong dan tidak mengandung arti apapun. Istilah tersebut muncul dari lagunya yang berbunyi ya, ya, ya, ya yang dinyanyikan oleh penyanyi pengiringnya serta suara musik yang terdengar pong, pong, pong, sehingga lahirlah “ya-pong” yang semakin lama berkembang menjadi Yapong.
7. Tari Pendet - Daerah Bali
pada
awalnya, tarian adat Bali ini adalah sebagai tari pemujaan yang ditampikan di
pura – pura di Bali.
Tari Pendet bisa disebut sebagai
bentuk penyambutan atas turunnya para dewa ke dunia. Seiring dengan berjalannya
waktu, para seniman tari di pulau Bali mengubah
tarian tersebut menjadi sebuah tarian selamat datang.
Versi modern
dari Tari Pendet dibuat oleh I Wayan Rindi pada tahun 1950-an. I wayan Rindi
adalah seorang seniman yang seumur hidupnya mengamati seluruh tarian Bali,
seiring dengan usia I Wayan Rindi mencintai budaya khas Bali, sehingga menjadi
seorang pengajar tari Pendet dari generasi ke generasi, ia pun menciptakan
koreograper Tari Pendet khusus upacara pembukaan Asian Games di Jakarta.
Dibuatnya koreograper Tari Pendet untuk ditarikan oleh kurang lebih 800 orang,
yang awalnya ditarikan oleh 5 orang.
8. Tari
Sajojo – Daerah Papua Barat
Tari Sajojo
dibuat untuk mencerminkan budaya warga Papua yang senang bergaul.
Tarian ini
dapat ditarikan dengan jumlah penari yang sangat banyak, tidak terpatok dengan
jenis kelamin dan dapat ditarikan oleh anak muda ataupun tua.
Konon,
tarian ini sudah ada semenjak tahun 1990-an. Karena gerakannya ceria, tarian
ini menjadi terkenal dengan pesat dikalangan penduduk Papua, bahkan saat
zamannya tarian ini sering dipertontokan di acara TV nasional.
Mengapa
dinamakan Sajojo?
Karena musik
yang digunakan untuk mengisi tarian ini adalah lagu Sajojo. Seperti poco-poco,
selalu itu-itu saja yang dilantunkan.
Sejarah
singkatnya, tarian ini menceritakan seorang bunga desa yang banyak diidolakan
dikampungnya. Karenanya, tarian ini masih dilestarikan hingga sekarang dan
menjadi tarian yang dicari wisatawan asing.
Kostum yang
digunakan adalah kostum adat Papua.
9. Tari Pontanu - Daerah Sulawesi Tengah
Tari Pontanu Sulawesi Tengah
|
Tari Pontanu adalah tari tradisional Sulawesi Tengah yang
menggambarkan kegiatan para penenun di daerah Donggala, Sulawesi Tengah. Tarian
ini biasanya ditarikan oleh para penari wanita dan gerakan dalam tarian ini
menggambarkan aktivitas para wanita yang sedang menenun Sarung Donggala, yaitu
jenis sarung yang khas dari daerah Donggala. Tarian ini sering ditampilkan di
berbagai acara seperti penyambutan tamu penting, festival budaya, bahkan promosi wisata
Tari Pontanu dari Sulawesi Selatan ini biasanya dimainkan oleh 4 orang penari wanita atau lebih. Dalam pertunjukan Tari Pontanu biasanya diawali dengan gerakan tari yang dikreasikan. Kemudian di tengah-tengah pertunjukan penari menari dengan gerakan seperti menenun. Pada babak akhir biasanya diakhiri dengan membentangkan sarung khas Donggala yang dibawa masing-masing penari dan dipertunjukan kepada penonton. Sarung tersebut biasanya juga dimainkan seperti dikibarkan layaknya bendera.
Dalam pertunjukan Tari Pontanu biasanya diiringi oleh alunan musik yang dimainkan dengan menggunakan alat musik tradisional Sulawesi Tengah seperti Ngongi dan Ganda. Ngongi sendiri merupakan jenis alat musik seperti Gong, sedangkan Ganda merupakan jenis alat musik seperti Gendang. Untuk irama yang dimainkan biasanya disesuaikan dengan gerakan para penari sehingga terlihat selaras.
Kostum yang digunakan para penari dalam pertunjukan Tari Pontanu biasanya merupakan busana adat. Pada busana atasan biasanya menggunakan baju longgar tanpa lengan yang disebut dengan Baju Nggembe. Sedangkan untuk bawahannya menggunakan sarung khas Donggala yang disebut dengan Buya Sabe. Untuk aksesoris penari biasanya menggunakan Dali Taroe (anting), Polosu Unte (tusuk konde), dan Ponto (gelang). Selain itu, penari juga mengenakan sarung tambahan yang dilipat-lipat dan diselipkan pada bagian pinggang. Sarung ini nantinya digunakan untuk menari di bagian akhir tarian.
Tari Pontanu dari Sulawesi Selatan ini biasanya dimainkan oleh 4 orang penari wanita atau lebih. Dalam pertunjukan Tari Pontanu biasanya diawali dengan gerakan tari yang dikreasikan. Kemudian di tengah-tengah pertunjukan penari menari dengan gerakan seperti menenun. Pada babak akhir biasanya diakhiri dengan membentangkan sarung khas Donggala yang dibawa masing-masing penari dan dipertunjukan kepada penonton. Sarung tersebut biasanya juga dimainkan seperti dikibarkan layaknya bendera.
Dalam pertunjukan Tari Pontanu biasanya diiringi oleh alunan musik yang dimainkan dengan menggunakan alat musik tradisional Sulawesi Tengah seperti Ngongi dan Ganda. Ngongi sendiri merupakan jenis alat musik seperti Gong, sedangkan Ganda merupakan jenis alat musik seperti Gendang. Untuk irama yang dimainkan biasanya disesuaikan dengan gerakan para penari sehingga terlihat selaras.
Kostum yang digunakan para penari dalam pertunjukan Tari Pontanu biasanya merupakan busana adat. Pada busana atasan biasanya menggunakan baju longgar tanpa lengan yang disebut dengan Baju Nggembe. Sedangkan untuk bawahannya menggunakan sarung khas Donggala yang disebut dengan Buya Sabe. Untuk aksesoris penari biasanya menggunakan Dali Taroe (anting), Polosu Unte (tusuk konde), dan Ponto (gelang). Selain itu, penari juga mengenakan sarung tambahan yang dilipat-lipat dan diselipkan pada bagian pinggang. Sarung ini nantinya digunakan untuk menari di bagian akhir tarian.
10. Tari
Galangi – Daerah Sulawesi Tenggara
Tari Galangi adalah tarian
tradisional yang berasal dari Kepulauan Buton Raya Provinsi Sulawesi
Tenggara.
Tari Galangi merupakan Tari Perang
dalam Kerajaan/ Kesultanan Buton.Tari Galangi adalah ungkapan dan
spontanitas gerakan dalam bentuk tari yang mewujudkan bagaimana penggunaan gala
dalam menghadapi musuh. Di waktu damai tari ini merupakan kelengkapan
kebesaran, keagungan serta kemulian Sultan. Tari ini dimainkan untuk mengiringi
Sultan pada saat keluar istana dalam suatu tugas atau menyambut dan mengantar
tamu Kesultanan.
Tarian Galangi ini terdiri dari
sebelas kelompok, tiap kelompok terdiri dari tujuh orang. Pada zaman dahulu
kelompok tersebut bertugas untuk mempertahankan Kerajaan/ Kesultanan bila ada
serangan dari luar. Bila dalam keadaan aman, masing-masing kelompok mempunyai
tugas yang berbeda-beda.
Busana yang dipergunakan oleh para
penari Galangi adalah Pakaian Sala Kaitela (Celana Puntung). Adapun
perlengkapan yang mereka bawa antara lain Gala (Tombak), Tombi Male’i (Bendera
Merah), Tombi Makuni (Bendera Kuning) dan Tamburu (Genderang).
11. Tari
Bambu Gila - Daerah Maluku Utara
Tarian Bambu Gila adalah tarian yang
sangat mistis yang ada di daerah hutan bambu dikaki gunung Gamalama Provinsi
Maluku Utara.
Awalnya tarian bambu gila ini digunakan untuk memindahkan kapal kayu yang telah jadi dibuat dari gunung ke pantai . Tarian bambu gila juga digunakan untuk memindahkan kapal yang sudah kandas di laut . Bahkan untuk para raja-raja, tarian bambu gila ini juga digunakan untuk melawan para musuh yang datang untuk menyerang . Namun dizaman sekarang, tarian bambu gila kerap dijadikan sebagai hiburan pada saat ada acara adat dan pesta .
Tarian bambu gila dipertunjukan dengan menggunakan ruas bambu yang berukuran kira - kira 10 - 15 meter . Sebelum tarian ini dimulai pertama-tama pawang akan membakar kemenyan atau dupa terlebih dahulu dengan diiringi pembacaan doa agar diberikan keselamatan hingga selesai memainkan. Setelah itu bambu tersebut berguncang dengan perlahan semakin lama bambu tersebut akan semakin kencang.
Tarian Bambu Gila dimainkan oleh 6 orang pemain dan 1 orang pawang. Keenam penari bambu gila bertugas menahan bambu yang beratnya bisa berton-ton yang terus bergerak bebas. Adapun musik yang mengiringi tarian bambu gila ini adalah musik tradisional yang dimainkan dari alat musik tradisional maluku utara seperti tifa, gendang, gong dan lain sebagainya.
Awalnya tarian bambu gila ini digunakan untuk memindahkan kapal kayu yang telah jadi dibuat dari gunung ke pantai . Tarian bambu gila juga digunakan untuk memindahkan kapal yang sudah kandas di laut . Bahkan untuk para raja-raja, tarian bambu gila ini juga digunakan untuk melawan para musuh yang datang untuk menyerang . Namun dizaman sekarang, tarian bambu gila kerap dijadikan sebagai hiburan pada saat ada acara adat dan pesta .
Tarian bambu gila dipertunjukan dengan menggunakan ruas bambu yang berukuran kira - kira 10 - 15 meter . Sebelum tarian ini dimulai pertama-tama pawang akan membakar kemenyan atau dupa terlebih dahulu dengan diiringi pembacaan doa agar diberikan keselamatan hingga selesai memainkan. Setelah itu bambu tersebut berguncang dengan perlahan semakin lama bambu tersebut akan semakin kencang.
Tarian Bambu Gila dimainkan oleh 6 orang pemain dan 1 orang pawang. Keenam penari bambu gila bertugas menahan bambu yang beratnya bisa berton-ton yang terus bergerak bebas. Adapun musik yang mengiringi tarian bambu gila ini adalah musik tradisional yang dimainkan dari alat musik tradisional maluku utara seperti tifa, gendang, gong dan lain sebagainya.
Komentar
Posting Komentar